PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Rokok merupakan benda yang sudah sangat
familiar di semua kalangan, baik itu pria, wanita, tua, muda maupun anak-anak
sekalipun. Kegiatan merokok ini sendiri sering bahkan didominasi oleh
orang-orang yang kurang begitu sadar akan kesehatan mereka. Dalam kehidupan
sehari-hari, kita tidak dapat dipisahkan oleh rokok. Di pasar, kampus, kantor,
angkutan umum bahkan didalam rumah sekalipun. Padahal di ruangan tertutup
dampak asap rokok tersebut lebih dirasakan. Anehnya lagi, mereka tahu akan
dampak merokok itu namun enggan meninggalkannya. Telah jelas sekali di rokok
itu sendiri dikatakan: “MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG,
IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN”. Tapi karena telah kecanduan dengan
rokok. jadi sulit untuk mereka melepaskan kebiasaannya itu.
Menurut situs www.wikipedia.com,”Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70
hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) denagn diameter sekitar 10 mm yang
berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu
ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada
ujung yang lainnya”. Di dalam majalah Swaraquran
(edisi 11. April 2008) dikemukakan bahwa asap rokok dibagi menjadi dua.
Pertama, adalah asap rokok utama ( main
stream smoke) yaitu asap yang keluar pada pangkal rokok. Kedua, adalah asap
rokok sampingan (side stream smoke)
yaitu asap yang keluar dari ujumg rokok. Kedua asap tersebut mengandung lebih
dari 4000 zat yang berbahaya bagi tubuh. Asap rokok yamg keluar dariujungnya
itu lebih pekat dan tentu saja lebih berbahaya.
Menurut beberapa ahli fikir
sepertiKuaffmann, Uve Jens Kruse, Frederick H.Burges dan H.N. Casson
menjelaskan “merokok bukanlah suatu bantuan. Tembakau bukanlah semacam
perangsang. Ia adalah semacam candu”. Tembakau atau rokok mempunyai dampak yang
tidak sedikit. Seperti melemahkan otak, merusak hati , membuat gigi kotor,
menyebabkan batuk sakit dada, merusak alat pengecap dan merupakan sebuah pemborosan
atau pembuangan harta yang sia-sia karena uangnya digunakan untuk membeli
rokok. Seperti yang dikatakan di atas, tembakau merupakan sebuah candu. Jadi
rokok itu dapat menyebabkan ketergantungan dan ketaguhan pada penggunanya.
Sudah dapat dipastikan kebutuhan akan rokok yang berlebihan seperti ini, pasti
aka berbahaya bagi tubuh manusia.
Segala
sesuatu jika ada yang memberi pasti ada yang menerima. Demikian juga dengan
merokok. Pemberi itu diibaratkan sebagai perokok aktif. Dan penerima itu
diibaratkan sebagai perokok pasif. Perokok aktif itu merupakan orang yang
langsung terlibat dalam kegiatan merokok tersebut. Sedangkan perokok pasif
merupakan orang yang menghirup asap rokok dari orang yang sedang merokok
(perokok aktif). Banyak para ahli mengatakan bahwa perokok pasif tiga kali
lipat lebih berbahaya dari perokok aktif. Hal itu dikerenakan para perokok
pasif tidak dapat menyaring racun dalam rokok secara langsung.
Penyakit
yang ditimbulkan oleh merokok seperti, kerusakan paru-paru, jantung, stroke,
kanker tenggorokan, kemandulan, karies pada gigi yang akan memicu pada gigi
berlubang., kerusakan pada otak dan pembuluh darah, asma, penyakit gusi,
impotensi, PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) dan banyak lagi yang lainnya.
tentu saja gangguan-gangguan tersebut berasal dari zat-zat yang ada di dalam
rokok tersebut. Misalnya Tar. Nikotin (zat yang dapat membuat ketagihan),
sianida, cadmium(semacam logam yang sangat berbahaya), karbon monoksida (CO),
Amonia, Metanol dan lain-lain.selain itu ada juga Acetone yang dipakai untuk
menghapus cat kuku, Butane dipakai untuk gas cair pada korek api, Arsenik untuk
racun semut dan Tuloen cairan untuk pabrik atau industri tertentu. Jadi, jika
menghisap rokok berarti kita telah menghisap cairan cat kuku, gas korek api,
knalpot mobil/motor, cairan pabrik dan sebagainya ke dalam paru-paru. Ironis
sekali, itu sama saja denan membunuh diri sendiri. Bagaimana bisa satu benda
itu terdapat bermacam-macam zat yang membahayakan?.
Seperti yang
dikatakan di atas, salah satu penyakit yang ditimbulkan itu adalah PPOK. PPOK
merupakan penyakit paru obstruktif kronis. PPOK ini belum terlalu terkenal di
Indonesia. Padahal PPOK merupakan ancaman kematian serius nomor tiga di dunia.
Rokok merupakan faktor utama penyebab
PPOK selain polusi udara, asma, stres dan gen. Jika dikatakan bahwa peokok aktif
yang hanya dapat terkena PPOK. Sebenarnya tidak juga, karena perokok pasif juga
mempunyai ancaman untuk itu.
Sebab-sebab orang memilih rokok sebagian besar adalah karena pengaruh
lingkungan. Selain itu ada yang hanya iseng-iseng atau coba-coba saja. Ada yang
beranggapan jika tidak ada rokok, mereka tidak dapat hidup. tentu saja,
itu bagi mereka yang telah menjadi
perokok berat, sehinga sulit memisahkan diri dengan rokok. Kalu sudah seperti
ini tentu sangat sulit meninggalkan kebiasaan itu. Para pemikir tidak bekerja
tanpa pipa, sigaret atau rokok ,hanyalah membuktikan bahwa penggunaan tembakau
adalah merupakan suatu kebiasaan saja. Dan kebiasaan ini sangat mudah sekali
tertular pada orang lain.
Alasan saya
membuat makalah bahaya merokok ini adalah diharapkan masyarakat sadar akan
bahaya merokok sehingga segera mengurangi serta meninggalkan kebiasaan untuk
merokok. Karena dampak merokok itu sungguh tidak baik. Baik untuk perokok aktif
itu sendiri maupun perkok pasif (orang disekitarnya). Keuntungan berhenti
merokok itu di dapat sejak 20 menit pertama, dimana tekanan darah dan irama
jantung membaik. 17 jam kemudian tingkat CO2 di dalam darah kembali
normal. Orang yang berhenti merokok 2-12 minggu kemudian indera pengecap dan
sistem pencernaanya membaik, biasanya akan bertambah gemuk. Dari waktu yang
lumayan singkat tersebut tu saja telah memberikan efek yang positif. Apalagi jika
4 tahun, 10 tahun ata bahkan 15 tahun kemudian?
2. Masalah
a. Apa saja bahaya rokok terhadap perokok pasif dan perokok
aktif?
b. Apa hubungan merokok terhadap PPOK?
3. Tujuan
a. Mengetahui bahaya rokok terhadap perokok pasif dan perokok
aktif.
b. Mengetahui hubungan merokok terhadap PPOK.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perokok
aktif dan perokok pasif
Perokok aktif adalah orang yang
terlibat dalam kegiatan merokok tersebut secara langsung. Sedangkan perokok pasif adalah orang yang
menghirup rokok dari orang yang sedang merokok (perokok aktif). Antara perokok
aktif dan perokok pasif tentu saj mempunyai perbedaan. Telah dikaakan
sebelumnya bahwa perokok pasif tiga kali lebih berbahaya dari perokok aktif.
Rasanya tidak adil jika seseorang menderita karena perbuatan orang lain.
Merokok itu bukan saja merugikan bagi oran yang merokok saja tapi juga orang
yang ada di sekitarnya. Resiko perokok pasif itu lebih tinggi pada perempuan ,
anak-anak dan bayi. Asap rokok yang dihirup oleh anak-anak dapat menyebabkan
infeksi telinga dan asma, bahkan pada bayi yang menjadi perokok pasif dapat
mengalami sindrom kematian bayi.
Organisasi kesehatan dunia, WHO, “
mencatat bahwa pada tahun 2008 di Indonesia terdapat 68 juta perokok aktif
dengan konsumsi 225 miliar batang per tahun. Dan diperkirakan sekarang ini ada
sekitar 70 juta perokok aktif di Indonesia yang mengkonsumsi 250 miliar batng
rokok pper tahun”. Kenyataan ini sangatlah memprihatinkan. Ternyata banyak
sekali para perokok aktif yang ada di Indonesia. Dengan keadaan yang seperti
ini juga tidak terlepas dari dampak tersebut. Upaya pemerintah untuk
menanggulangi konsumsi rokok setia tahunnya sangat berarti. Namun sepertinya
pemerintah kurang tanggap terhadap masalah ini. Mungkin karena rokok merupakan
salah satu sumber pendapatan negara yang terbesar.
Asap rokok mengandung lebih dari 4000
zat kimia, dengan 43 diantaranya bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker).
Asap rokok yang dihirup oleh perokok pasif mempunyai kandungan zat kimia yang
lebih besar dari pada yang dihirup dari perokoknya. Terdapat kenyataan bahwa 85
persen asap rokok dihirup oleh perokok pasif. Hanya 15 persen yang dihirup oleh
perokoknya. Penggunaan fasilitas umum semakin mennyempurnakan penyebaran bahaya
ini. Asap rokok telah menjadi sesuatuyang tidak dapat dihindari lagi.
Oang-orang sudah tidak dapat lagi leluasa menghirup udara yang bersih. Itu
dikarenakan tidak ada kesadaran bagi para perokoknya itu sendiri, sehingga
bebas merokok di mana saja, seperti angkutan umum,rumah sakit, taman, dalam
bis, rumah dan lain-lain.
Di negara maju, persentase jumlah
perokok semakin hari semakin berkurang. Kesadaran akan lingkungan dan
menciptakan udara yang bersih merupakan alasan mereka untuk meninggalkan rokok.
Berbeda dengan negara berkembang, khususnya Indonesia. Persentase jumlah
perokoknya makin bertambah. Seolah-olah kesadaran akan kesehatan, menciptakan
lingkungan denagn udara yang bersih telah memudar. Pengembalian kesadaran para
masyarakat harus dilakukan. Agar dapat meminimalisir perokok-perokok pasif yang
ada.
Alasan perokok pasif lebih berbahaya adalah
karena konsentrasi zat berbahaya yang masuk lebih besar karena racun dari asap
rokok dari perokok aktif yang dihirup tidak terfilter (tersaring). Sedangkan
dalam tubuh perokok aktif terfilter (tersaring) pada ujung rokok yang dihisap.
Hal ini cukup dapat membuktikan bahwa perokok pasif lebih berbahaya dari
perokok aktif. Terlebih lagi jika dilakukan di dalam ruangan tertutup. Karena,
asap-asap rokok tersebut akan bermukim terus ditempat tersebut, disebabkan tidak
ada celah bagi aap untuk keluar. Sehingga orang-orang akan selalu menghirup
udara yang berpolusikan asap rokok itu. Tidak dapat disangkal lagi asap rokok akan masuk ke dalam tubuh dan
memberikan efek negatif. Namun
konsentrasi racun perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali
menghirup asap rokok yang ia hembuskan. Karena racun rokok yang tersebar berada
pada pangkal rokok yang mengepul karena berasal dari pembakaran tembakau yang
tidak sempurna.
Dalam sebuah artikel kesehatan (http://sehat-secaraalami.blogspot.com) dikatakan”Merokok bukan hanya meningkatkan penyakit
paru-paru saja tetapi juga kanker paru-paru, emphisema, stroke, kanker mulut
dan penyakit jantung. Dengan berbagai dampak buruk terhadap kesehatan ,
menghisap rokok bukanlah aktivitas yang baik. Baik untuk diri sendiri maupun
orang lain. Selain itu merokok dapat merusak sistem kardiovaskuler,
meningkatkan denyut jantung, menyebabkan tekanan darah tinggi, stroke, mengurangi
aliran darah ke jantung dan mengurangi jumlah oksigen yang masuk ke jaringan
tubuh”. Perokok pasif dapat mengalami gejala seperti pembentukan lendir yang
berlebihan pada ssaluran pernafasan , batuk iritas paru-paru, nyeri dada,
iritasi hidung, mata dan tenggprokan. Bila perokok pasif mengalami nyeri dada ,
hal tersebut mengindikasikan seseorang terkena penyakit jantung. Pada perokok
aktif merokok dapat menyebabkan resiko penyakit jantung, meningkatkan kadar
kolesterol, tekanan darah tinggi dan diabetes. Menhentikan kebiasaan buruk
merokok itu memerlukan upaya fisik dan juga mental. Agar para perokok dapat
terhindar dari bahaya rokok yang mengancam seperti yang dipaparkan di atas.
2. PPOK
(Penyakit Paru Obstruktif Kronis)
PPOK
(Penyakit Paru Obstruktif Kronis) merupakan masalah kesehatan utama di Amerika
Serikat dan Eropa Barat. 15 juta penduduk Amerika Serikat menderita PPOK
sehingga PPOK menjadi penyebab kematian keempat disana. Bahkan 1,5 juta kasus
baru muncul per tahun. Kasus PPOK di Indonesia sendiri mengalami peningkatan
yang dipengaruhi oleh usia harapan hidup, jumlah penderita penyakit yang tinggi
dan tingkat polusi udara yang juga tinggi. Semakin lama PPOK semakin meningkat.
Terbukta pada tahun 1990PPOK menjadi penyebab kematian nonor enam. Dan kini
diproyeksikan akan menjadi penyebab kematian ketiga pada tahun 2020. Walaupun
PPOK ini belum terlalu terkenal di Indonesia PPOK telah menjadi ancaman bagi
perokok yang ada di dunia saat ini.
Peran rokok
terhadap timbulnya PPOK cukuplah besar. Terbukti dengan faktor resiko PPOK
utama adalah karena rokok. Selain rokok faktor resiko penyebab PPOK adalah
polusi udara, stres oksidatif, infeksi saluran nafas, sosial ekonomi, asma dan
gen. Resiko PPOK terhadap merokok terletak pada dosis atau banyaknya rokok yang
dihisap, usia mulai merokok dan lamanya atau jangka waktu merokok itu sendiri.
Walaupun begitu tidak semua perokok saja yang berkembang ke arah PPOK karena
itu juga dipengaruhi oleh faktor genetik setiap individu. Selain itu tidak
hanya perokok aktif saja yang akan mengalaminya, tapi perokok pasif pun tidak
luput dari ancaman PPOK. Itu karena adanya peningkatan jumlah pemasukan zat
partikel dan gas yang berasal dari asap rokok .
Menurut sumber yang diambil dari
majalah Dokter Kita (edis 9 –
september 2011). Bahwa, ada dua bentuk utama PPOK, yaitu bronkitis kronis dan
emfisema paru. Bronkitis kronis adalah peradangan saluran pernafasan yang
kronis yang ditandai dengan gejala batuk berdahak minimal tiga bulan dalam setahun atau
sekurang-kurangnya dua tahun berturut-turut. Semantara emfisema paru merupakan
pelebaran alveoli (gelembung udara paru) disertai dengan kerusakan dinding
(septun interalveoler) hingga beberapa gelembung paru menyatu (overinflasi).
Ini mengakibatkan sesak nafas menetap, dan semakin lama cenderung semakin
semakin berat. Gangguan pernafasan kronik PPOK secara progresif memperburuk
fungsi paru dan membuat aliran uadara terbatas, khususnya saat mengeluakan
nafas.
Prof. Dr. Faisal Yunus mengatakan
bahwa perokok aktif akan lebih mudah mengalami PPOK dibanding perokok pasif.
Hal itu dikarenakan perokok aktif lebih bebas merokok dan terpapar. Meskipun
yang pasif sekalipun bisa mengalami terjadinya PPOK, namun perokok pasif
tentunya jarang sekali terpapar asap rokok. Hal ini masuk akal sekali jika
dikaitkan bahwa perokok aktif merupakan subjeknya. Jadi pasti paparan asap yang
diterimanya pasti lebih sering. Sedangkan objeknya (perokok pasif) pastinya
tidak orang-orang yang itu-itu saja. Artinya perokok pasif tidak sering
terpapar asap rokok. Walaupun begita tidak menutup kemungkinan yang lebih besar
bagi para perokok pasif yang selalu terpapar asap rokok, dan mungkin hal itu
lebih buruk dari perokok aktif.
Menurut
Dr.Budhi, “PPOK merupakan salah satu penyakit yang tidak menular yang menjadi
masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Penyebabnya diantaranya meningkatnya
usia harapan hidupa dan semkin tingginya pajanan faktor resiko seperti faktor
pejamu yang diduga berhubungan dengan kejadian PPOK. Semakin banyaknya junlah
perokok khususnya pada kelompok usia muda, serta pencemaran udara di dalam
ruangan maupun di luar ruangan dan di tempat kerja. Walaupun PPOK ini merupakan
penyakit yang tidak menular seperti TBC dan yang lainnya. adanya PPOK itu harus
diwaspadai baik bagi perokok aktif maupun perokok pasif”. Jadi, meskipun PPOK
ini merupakan penyakit yang tidak menular. Namun tidak menutup kemugkinan
orang-orang di luar dari perokok tetap dapat mengalaminya. Hal itu dikarenakan
menghirup udara yang dicemari oleh asap rokok tersebut. Yang mengandung zat-zat
yang dapat memicu penyakit PPOK ini maupun penyakit lainnya. Baik itu di ruang
terbuka maupun tertutup, seperti di dalam rumah, kantor, rumah sakit, kamar
amndi dan lain sebagainya.
Dr. Budi
Antariksa juga mengatakan, “Hubungan antara rokok dengan PPOK merupakan
hubungan dose response, lebih banyak
batang rokok yang dihisap setiap hari dan lebih lam kebiasaan merokok tersebut
maka resiko penyakit yang ditimbulkan akan semakin besar”. Semakin sering
kebiasaan merokok dilakukan, maka akan semakin berpeluang para perokok mengidap
penyakit PPOK. Hubungan rokok denagn PPOK juga terjadi pada perokokok pasif.
Mekanismenya tentunya hampir sama. Semakin banyak asap rokok yang dihirup
perokok pasif dari perokok (aktif) maka akan semakin besar pula resiko penyakit
PPOK atau yamg lainnya yang akan ditimbulkan.
BAB III
PENUTUP
1. Simpulan
Perokok dibagi dua. Pertama, perokok
aktif yaitu orang atau pelaku yang menghisap rokok secara langsung. Kedua,
perokok pasif yaitu orang yang menghirup asap yang berasal dari asap rokok
perokok aktif. Dampak yang ditimbulkan oleh perokok pasif karena menghisap asap
rokok tiga kali lebih besar dari perokok aktif. Bahaya yang dapat terjadi
karena merokok diantaranya seperti penyakit radang paru-paru, jantung, gangguan
kehamilan dan janin, impotensi, infeksi gusi dan gigi, kanker mulut/lidah,
kerusakan pada otak dan pembuluh darah, stroke, PPOK dan lain sebagainya. Jadi,
rokok itu sangat membahayakan kesehatan. Efek yang ditimbulkan sangat merugikan
baik diri sendiri maupun orang lain.
PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis)
merupakan salah satu masalah terbesar dalam merokok. PPOK merupakan ancaman
kematian nomor tiga yang serius didunia. Hubungan antara rokok dan PPOK yaitu
semakin banyak dan semakin lama asap rokok yang dihisap setiap hari maka resiko
terkena PPOK juga semakin besar. Begitu juga denagn perokok pasif dengan
mekanisme yang hampir sama yaitu semakin banyak asap rokok yang dihirup maka
akan semakin besar pula resikonya.
2. Saran
Sebaiknya
orang yang merokok itu tahu tempat-tempat yang sebaiknya dia merokok. Agar asap
rokok yang ditimbulkan tidak berdanpak pada orang disekitar, terlebih kepada
anak-anak, ibu hamil dan wanita. Supaya tidak menjadi perokok pasif yang
notabene lebih berbahaya dari perokok aktif.
Sebaiknya orang
yang telah menjadikan rokok sebagai candu, agar dapat menghilangkan kebiasaan
merokok. Karena merokok lebih banyak mudaratnya dari pada maslahatnya.
Untuk para
perokok pasif sebaiknya menghindari diri dari perokok aktif. Jika perlu dapat
memberikan pemahaman terhadap perokok aktif tentang besarnya bahaya bagi
perokok pasif.
Katakan tidak pada rokok :p Obat Sakit Jantung Akibat Merokok
ReplyDelete