Labels

Find me on facebook

Follow me on twitter

Home » » Makalah Bahaya Rokok

Makalah Bahaya Rokok




BAB I
PENDAHULUAN
1.   Latar Belakang
           Rokok merupakan benda yang sudah sangat familiar di semua kalangan, baik itu pria, wanita, tua, muda maupun anak-anak sekalipun. Kegiatan merokok ini sendiri sering bahkan didominasi oleh orang-orang yang kurang begitu sadar akan kesehatan mereka. Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat dipisahkan oleh rokok. Di pasar, kampus, kantor, angkutan umum bahkan didalam rumah sekalipun. Padahal di ruangan tertutup dampak asap rokok tersebut lebih dirasakan. Anehnya lagi, mereka tahu akan dampak merokok itu namun enggan meninggalkannya. Telah jelas sekali di rokok itu sendiri dikatakan: “MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN”. Tapi karena telah kecanduan dengan rokok. jadi sulit untuk mereka melepaskan kebiasaannya itu.


          Menurut situs www.wikipedia.com,”Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) denagn diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung yang lainnya”. Di dalam majalah Swaraquran (edisi 11. April 2008) dikemukakan bahwa asap rokok dibagi menjadi dua. Pertama, adalah asap rokok utama ( main stream smoke) yaitu asap yang keluar pada pangkal rokok. Kedua, adalah asap rokok sampingan (side stream smoke) yaitu asap yang keluar dari ujumg rokok. Kedua asap tersebut mengandung lebih dari 4000 zat yang berbahaya bagi tubuh. Asap rokok yamg keluar dariujungnya itu lebih pekat dan tentu saja lebih berbahaya.
          Menurut beberapa ahli fikir sepertiKuaffmann, Uve Jens Kruse, Frederick H.Burges dan H.N. Casson menjelaskan “merokok bukanlah suatu bantuan. Tembakau bukanlah semacam perangsang. Ia adalah semacam candu”. Tembakau atau rokok mempunyai dampak yang tidak sedikit. Seperti melemahkan otak, merusak hati , membuat gigi kotor, menyebabkan batuk sakit dada, merusak alat pengecap dan merupakan sebuah pemborosan atau pembuangan harta yang sia-sia karena uangnya digunakan untuk membeli rokok. Seperti yang dikatakan di atas, tembakau merupakan sebuah candu. Jadi rokok itu dapat menyebabkan ketergantungan dan ketaguhan pada penggunanya. Sudah dapat dipastikan kebutuhan akan rokok yang berlebihan seperti ini, pasti aka berbahaya bagi tubuh manusia.
          Segala sesuatu jika ada yang memberi pasti ada yang menerima. Demikian juga dengan merokok. Pemberi itu diibaratkan sebagai perokok aktif. Dan penerima itu diibaratkan sebagai perokok pasif. Perokok aktif itu merupakan orang yang langsung terlibat dalam kegiatan merokok tersebut. Sedangkan perokok pasif merupakan orang yang menghirup asap rokok dari orang yang sedang merokok (perokok aktif). Banyak para ahli mengatakan bahwa perokok pasif tiga kali lipat lebih berbahaya dari perokok aktif. Hal itu dikerenakan para perokok pasif tidak dapat menyaring racun dalam rokok secara langsung.
          Penyakit yang ditimbulkan oleh merokok seperti, kerusakan paru-paru, jantung, stroke, kanker tenggorokan, kemandulan, karies pada gigi yang akan memicu pada gigi berlubang., kerusakan pada otak dan pembuluh darah, asma, penyakit gusi, impotensi, PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) dan banyak lagi yang lainnya. tentu saja gangguan-gangguan tersebut berasal dari zat-zat yang ada di dalam rokok tersebut. Misalnya Tar. Nikotin (zat yang dapat membuat ketagihan), sianida, cadmium(semacam logam yang sangat berbahaya), karbon monoksida (CO), Amonia, Metanol dan lain-lain.selain itu ada juga Acetone yang dipakai untuk menghapus cat kuku, Butane dipakai untuk gas cair pada korek api, Arsenik untuk racun semut dan Tuloen cairan untuk pabrik atau industri tertentu. Jadi, jika menghisap rokok berarti kita telah menghisap cairan cat kuku, gas korek api, knalpot mobil/motor, cairan pabrik dan sebagainya ke dalam paru-paru. Ironis sekali, itu sama saja denan membunuh diri sendiri. Bagaimana bisa satu benda itu terdapat bermacam-macam zat yang membahayakan?.
          Seperti yang dikatakan di atas, salah satu penyakit yang ditimbulkan itu adalah PPOK. PPOK merupakan penyakit paru obstruktif kronis. PPOK ini belum terlalu terkenal di Indonesia. Padahal PPOK merupakan ancaman kematian serius nomor tiga di dunia. Rokok merupakan faktor  utama penyebab PPOK selain polusi udara, asma, stres dan gen. Jika dikatakan bahwa peokok aktif yang hanya dapat terkena PPOK. Sebenarnya tidak juga, karena perokok pasif juga mempunyai ancaman untuk itu.
            Sebab-sebab orang memilih rokok sebagian besar adalah karena pengaruh lingkungan. Selain itu ada yang hanya iseng-iseng atau coba-coba saja. Ada yang beranggapan jika tidak ada rokok, mereka tidak dapat hidup. tentu saja, itu  bagi mereka yang telah menjadi perokok berat, sehinga sulit memisahkan diri dengan rokok. Kalu sudah seperti ini tentu sangat sulit meninggalkan kebiasaan itu. Para pemikir tidak bekerja tanpa pipa, sigaret atau rokok ,hanyalah membuktikan bahwa penggunaan tembakau adalah merupakan suatu kebiasaan saja. Dan kebiasaan ini sangat mudah sekali tertular pada orang lain.
           Alasan saya membuat makalah bahaya merokok ini adalah diharapkan masyarakat sadar akan bahaya merokok sehingga segera mengurangi serta meninggalkan kebiasaan untuk merokok. Karena dampak merokok itu sungguh tidak baik. Baik untuk perokok aktif itu sendiri maupun perkok pasif (orang disekitarnya). Keuntungan berhenti merokok itu di dapat sejak 20 menit pertama, dimana tekanan darah dan irama jantung membaik. 17 jam kemudian tingkat CO2 di dalam darah kembali normal. Orang yang berhenti merokok 2-12 minggu kemudian indera pengecap dan sistem pencernaanya membaik, biasanya akan bertambah gemuk. Dari waktu yang lumayan singkat tersebut tu saja telah memberikan efek yang positif. Apalagi jika 4 tahun, 10 tahun ata bahkan 15 tahun kemudian?

2.   Masalah
a.    Apa saja bahaya rokok terhadap perokok pasif dan perokok aktif?
b.    Apa hubungan merokok terhadap PPOK?

3.   Tujuan
a.     Mengetahui bahaya rokok terhadap perokok pasif dan perokok aktif.
b.     Mengetahui hubungan merokok terhadap PPOK.






BAB II
PEMBAHASAN
1.   Perokok aktif dan perokok pasif
          Perokok aktif adalah orang yang terlibat dalam kegiatan merokok tersebut secara langsung.  Sedangkan perokok pasif adalah orang yang menghirup rokok dari orang yang sedang merokok (perokok aktif). Antara perokok aktif dan perokok pasif tentu saj mempunyai perbedaan. Telah dikaakan sebelumnya bahwa perokok pasif tiga kali lebih berbahaya dari perokok aktif. Rasanya tidak adil jika seseorang menderita karena perbuatan orang lain. Merokok itu bukan saja merugikan bagi oran yang merokok saja tapi juga orang yang ada di sekitarnya. Resiko perokok pasif itu lebih tinggi pada perempuan , anak-anak dan bayi. Asap rokok yang dihirup oleh anak-anak dapat menyebabkan infeksi telinga dan asma, bahkan pada bayi yang menjadi perokok pasif dapat mengalami sindrom kematian bayi.
          Organisasi kesehatan dunia, WHO, “ mencatat bahwa pada tahun 2008 di Indonesia terdapat 68 juta perokok aktif dengan konsumsi 225 miliar batang per tahun. Dan diperkirakan sekarang ini ada sekitar 70 juta perokok aktif di Indonesia yang mengkonsumsi 250 miliar batng rokok pper tahun”. Kenyataan ini sangatlah memprihatinkan. Ternyata banyak sekali para perokok aktif yang ada di Indonesia. Dengan keadaan yang seperti ini juga tidak terlepas dari dampak tersebut. Upaya pemerintah untuk menanggulangi konsumsi rokok setia tahunnya sangat berarti. Namun sepertinya pemerintah kurang tanggap terhadap masalah ini. Mungkin karena rokok merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang terbesar.
          Asap rokok mengandung lebih dari 4000 zat kimia, dengan 43 diantaranya bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker). Asap rokok yang dihirup oleh perokok pasif mempunyai kandungan zat kimia yang lebih besar dari pada yang dihirup dari perokoknya. Terdapat kenyataan bahwa 85 persen asap rokok dihirup oleh perokok pasif. Hanya 15 persen yang dihirup oleh perokoknya. Penggunaan fasilitas umum semakin mennyempurnakan penyebaran bahaya ini. Asap rokok telah menjadi sesuatuyang tidak dapat dihindari lagi. Oang-orang sudah tidak dapat lagi leluasa menghirup udara yang bersih. Itu dikarenakan tidak ada kesadaran bagi para perokoknya itu sendiri, sehingga bebas merokok di mana saja, seperti angkutan umum,rumah sakit, taman, dalam bis, rumah dan lain-lain.
          Di negara maju, persentase jumlah perokok semakin hari semakin berkurang. Kesadaran akan lingkungan dan menciptakan udara yang bersih merupakan alasan mereka untuk meninggalkan rokok. Berbeda dengan negara berkembang, khususnya Indonesia. Persentase jumlah perokoknya makin bertambah. Seolah-olah kesadaran akan kesehatan, menciptakan lingkungan denagn udara yang bersih telah memudar. Pengembalian kesadaran para masyarakat harus dilakukan. Agar dapat meminimalisir perokok-perokok pasif yang ada.
          Alasan perokok pasif lebih berbahaya adalah karena konsentrasi zat berbahaya yang masuk lebih besar karena racun dari asap rokok dari perokok aktif yang dihirup tidak terfilter (tersaring). Sedangkan dalam tubuh perokok aktif terfilter (tersaring) pada ujung rokok yang dihisap. Hal ini cukup dapat membuktikan bahwa perokok pasif lebih berbahaya dari perokok aktif. Terlebih lagi jika dilakukan di dalam ruangan tertutup. Karena, asap-asap rokok tersebut akan bermukim terus ditempat tersebut, disebabkan tidak ada celah bagi aap untuk keluar. Sehingga orang-orang akan selalu menghirup udara yang berpolusikan asap rokok itu. Tidak dapat disangkal lagi  asap rokok akan masuk ke dalam tubuh dan memberikan efek negatif.  Namun konsentrasi racun perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup asap rokok yang ia hembuskan. Karena racun rokok yang tersebar berada pada pangkal rokok yang mengepul karena berasal dari pembakaran tembakau yang tidak sempurna.
           Dalam sebuah artikel kesehatan (http://sehat-secaraalami.blogspot.com) dikatakan”Merokok bukan hanya meningkatkan penyakit paru-paru saja tetapi juga kanker paru-paru, emphisema, stroke, kanker mulut dan penyakit jantung. Dengan berbagai dampak buruk terhadap kesehatan , menghisap rokok bukanlah aktivitas yang baik. Baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Selain itu merokok dapat merusak sistem kardiovaskuler, meningkatkan denyut jantung, menyebabkan tekanan darah tinggi, stroke, mengurangi aliran darah ke jantung dan mengurangi jumlah oksigen yang masuk ke jaringan tubuh”. Perokok pasif dapat mengalami gejala seperti pembentukan lendir yang berlebihan pada ssaluran pernafasan , batuk iritas paru-paru, nyeri dada, iritasi hidung, mata dan tenggprokan. Bila perokok pasif mengalami nyeri dada , hal tersebut mengindikasikan seseorang terkena penyakit jantung. Pada perokok aktif merokok dapat menyebabkan resiko penyakit jantung, meningkatkan kadar kolesterol, tekanan darah tinggi dan diabetes. Menhentikan kebiasaan buruk merokok itu memerlukan upaya fisik dan juga mental. Agar para perokok dapat terhindar dari bahaya rokok yang mengancam seperti yang dipaparkan di atas.
2.   PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis)
          PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) merupakan masalah kesehatan utama di Amerika Serikat dan Eropa Barat. 15 juta penduduk Amerika Serikat menderita PPOK sehingga PPOK menjadi penyebab kematian keempat disana. Bahkan 1,5 juta kasus baru muncul per tahun. Kasus PPOK di Indonesia sendiri mengalami peningkatan yang dipengaruhi oleh usia harapan hidup, jumlah penderita penyakit yang tinggi dan tingkat polusi udara yang juga tinggi. Semakin lama PPOK semakin meningkat. Terbukta pada tahun 1990PPOK menjadi penyebab kematian nonor enam. Dan kini diproyeksikan akan menjadi penyebab kematian ketiga pada tahun 2020. Walaupun PPOK ini belum terlalu terkenal di Indonesia PPOK telah menjadi ancaman bagi perokok yang ada di dunia saat ini.
          Peran rokok terhadap timbulnya PPOK cukuplah besar. Terbukti dengan faktor resiko PPOK utama adalah karena rokok. Selain rokok faktor resiko penyebab PPOK adalah polusi udara, stres oksidatif, infeksi saluran nafas, sosial ekonomi, asma dan gen. Resiko PPOK terhadap merokok terletak pada dosis atau banyaknya rokok yang dihisap, usia mulai merokok dan lamanya atau jangka waktu merokok itu sendiri. Walaupun begitu tidak semua perokok saja yang berkembang ke arah PPOK karena itu juga dipengaruhi oleh faktor genetik setiap individu. Selain itu tidak hanya perokok aktif saja yang akan mengalaminya, tapi perokok pasif pun tidak luput dari ancaman PPOK. Itu karena adanya peningkatan jumlah pemasukan zat partikel dan gas yang berasal dari asap rokok .
          Menurut sumber yang diambil dari majalah Dokter Kita (edis 9 – september 2011). Bahwa, ada dua bentuk utama PPOK, yaitu bronkitis kronis dan emfisema paru. Bronkitis kronis adalah peradangan saluran pernafasan yang kronis yang ditandai dengan gejala batuk berdahak  minimal tiga bulan dalam setahun atau sekurang-kurangnya dua tahun berturut-turut. Semantara emfisema paru merupakan pelebaran alveoli (gelembung udara paru) disertai dengan kerusakan dinding (septun interalveoler) hingga beberapa gelembung paru menyatu (overinflasi). Ini mengakibatkan sesak nafas menetap, dan semakin lama cenderung semakin semakin berat. Gangguan pernafasan kronik PPOK secara progresif memperburuk fungsi paru dan membuat aliran uadara terbatas, khususnya saat mengeluakan nafas.
          Prof. Dr. Faisal Yunus mengatakan bahwa perokok aktif akan lebih mudah mengalami PPOK dibanding perokok pasif. Hal itu dikarenakan perokok aktif lebih bebas merokok dan terpapar. Meskipun yang pasif sekalipun bisa mengalami terjadinya PPOK, namun perokok pasif tentunya jarang sekali terpapar asap rokok. Hal ini masuk akal sekali jika dikaitkan bahwa perokok aktif merupakan subjeknya. Jadi pasti paparan asap yang diterimanya pasti lebih sering. Sedangkan objeknya (perokok pasif) pastinya tidak orang-orang yang itu-itu saja. Artinya perokok pasif tidak sering terpapar asap rokok. Walaupun begita tidak menutup kemungkinan yang lebih besar bagi para perokok pasif yang selalu terpapar asap rokok, dan mungkin hal itu lebih buruk dari perokok aktif.
         Menurut Dr.Budhi, “PPOK merupakan salah satu penyakit yang tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Penyebabnya diantaranya meningkatnya usia harapan hidupa dan semkin tingginya pajanan faktor resiko seperti faktor pejamu yang diduga berhubungan dengan kejadian PPOK. Semakin banyaknya junlah perokok khususnya pada kelompok usia muda, serta pencemaran udara di dalam ruangan maupun di luar ruangan dan di tempat kerja. Walaupun PPOK ini merupakan penyakit yang tidak menular seperti TBC dan yang lainnya. adanya PPOK itu harus diwaspadai baik bagi perokok aktif maupun perokok pasif”. Jadi, meskipun PPOK ini merupakan penyakit yang tidak menular. Namun tidak menutup kemugkinan orang-orang di luar dari perokok tetap dapat mengalaminya. Hal itu dikarenakan menghirup udara yang dicemari oleh asap rokok tersebut. Yang mengandung zat-zat yang dapat memicu penyakit PPOK ini maupun penyakit lainnya. Baik itu di ruang terbuka maupun tertutup, seperti di dalam rumah, kantor, rumah sakit, kamar amndi dan lain sebagainya.
           Dr. Budi Antariksa juga mengatakan, “Hubungan antara rokok dengan PPOK merupakan hubungan dose response, lebih banyak batang rokok yang dihisap setiap hari dan lebih lam kebiasaan merokok tersebut maka resiko penyakit yang ditimbulkan akan semakin besar”. Semakin sering kebiasaan merokok dilakukan, maka akan semakin berpeluang para perokok mengidap penyakit PPOK. Hubungan rokok denagn PPOK juga terjadi pada perokokok pasif. Mekanismenya tentunya hampir sama. Semakin banyak asap rokok yang dihirup perokok pasif dari perokok (aktif) maka akan semakin besar pula resiko penyakit PPOK atau yamg lainnya yang akan ditimbulkan.


BAB III
PENUTUP
1.   Simpulan
       Perokok dibagi dua. Pertama, perokok aktif yaitu orang atau pelaku yang menghisap rokok secara langsung. Kedua, perokok pasif yaitu orang yang menghirup asap yang berasal dari asap rokok perokok aktif. Dampak yang ditimbulkan oleh perokok pasif karena menghisap asap rokok tiga kali lebih besar dari perokok aktif. Bahaya yang dapat terjadi karena merokok diantaranya seperti penyakit radang paru-paru, jantung, gangguan kehamilan dan janin, impotensi, infeksi gusi dan gigi, kanker mulut/lidah, kerusakan pada otak dan pembuluh darah, stroke, PPOK dan lain sebagainya. Jadi, rokok itu sangat membahayakan kesehatan. Efek yang ditimbulkan sangat merugikan baik diri sendiri maupun orang lain.
       PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) merupakan salah satu masalah terbesar dalam merokok. PPOK merupakan ancaman kematian nomor tiga yang serius didunia. Hubungan antara rokok dan PPOK yaitu semakin banyak dan semakin lama asap rokok yang dihisap setiap hari maka resiko terkena PPOK juga semakin besar. Begitu juga denagn perokok pasif dengan mekanisme yang hampir sama yaitu semakin banyak asap rokok yang dihirup maka akan semakin besar pula resikonya.
2.   Saran
        Sebaiknya orang yang merokok itu tahu tempat-tempat yang sebaiknya dia merokok. Agar asap rokok yang ditimbulkan tidak berdanpak pada orang disekitar, terlebih kepada anak-anak, ibu hamil dan wanita. Supaya tidak menjadi perokok pasif yang notabene lebih berbahaya dari perokok aktif.
       Sebaiknya orang yang telah menjadikan rokok sebagai candu, agar dapat menghilangkan kebiasaan merokok. Karena merokok lebih banyak mudaratnya dari pada maslahatnya.
       Untuk para perokok pasif sebaiknya menghindari diri dari perokok aktif. Jika perlu dapat memberikan pemahaman terhadap perokok aktif tentang besarnya bahaya bagi perokok pasif.

1 komentar: